Kisah Ayam Dan Bebek
5 posters
Page 1 of 1
Kisah Ayam Dan Bebek
Dahulu kala, ayam dan bebek hidup berdampingan di sebuah hutan belantara. Namun ayam suka memperolok dan meremehkan bebek yang lamban. Berbagai hinaan dan cercaan telah biasa dialami bebek. Namun bebek tidak pernah berputus asa karena ia dapat mensyukuri segala pemberian Tuhan.
Ayam : “ Hei… bebek. Kamu selalu datang terlambat pada pertemuan hewan.”
Bebek : “Segala usaha telah kulakukan agar tidak terlambat menghadiri pertemuan ini. Tetapi apa boleh buat sebab saya tidak dapat berlari dengan cepat.”
Ayam dan hewan-hewan lainnya menertawai Sang Bebek yang malang. Ayam sengaja mempermalukan bebek didepan umum agar semua hewan yang hadir disana mengetahui bahwa ayamlah yang lebih pintar dan hebat.
Ayam : “Bebek, kamu duduk dibelakang saja. Selain kotor, tubuhmu juga bau dan
basah kuyup.”
Bebek : “ Yah… demi mendapatkan makanan untuk keluargaku ,sya harus
menyeburkan diri di dalam rawa yang penuh lumpur,sehingga begiilah
jadinya. Baiklah saya akan duduk di belakang saja.”
Sekali lagi hewan-hewan yang hadir disana menertawai Sang Bebek. Namun bebek tidak berkecil hati. Dalam batin dia berkata, “Beginilah saya apa adanya. Untuk apa saya mengubah diri menjadi orang lain? Yang penting saya tidak menyusahkan hewan-hewan lain atupun diri saya sendiri.”
Setelah pertemuan berakhir,semua hewan kembali kerumah masin-masing. Bebek jugalah yang terakhir tiba dirumah. Walaupun sering dihina, keluarga bebek hidup dalam kebahagiaan dengan tidak menanggapi berbagai hinaan dan cacian yang datang bertubi-tubi dan sering mereka alami.
Beberapa minggu kemudian, hujan turun dengan lebatnya selama beberapa hari. Sehingga air sungai meluap dan banjir tak dapat dihindarkan.Banyak hewan-hewan yang mati akibat banjir yang melanda hutan itu.
Keluarga bebek selamat karena pandai berenang. Mereka pindah ke dataran yang lebih tinggi yang terbebas dari banjir. Ditengah perjalanan, bebek melihat anak-anak ayam yang hampir tenggelam. Anak-anak ayam memukul-mukul permukaan air untuk bertahan agar tidak tenggelam. Namun apa daya, mereka mulai timbul tenggelam di air karena tidak pandai berenang.
Sedangkan induk ayam yang selam ini sering menghina keluarga bebek tidak dapat berbuat banyak selain bertengger di batang pohon meratapi anak-anak nya.
Bebek yang tidak menaruh dendam atas berbagai hinaan dan cacian dari bebek segera menolong anak-anak ayam. Anak-anak ayam naik ke atas punggun induk bebek, kemudian di bawa bebek ke tempat induk ayam bertengger.
Banjir melanda hutan selama 2 hari. Keluarga ayam mulai kelaparan karena tidak ada yang dapat di makan karena mereka terjebak di tengah-tengah banjir.
Menyaksikan hal itu, bebek tidak tinggal diam. Ia membantu keluarga ayam untuk pindah ke dataran yang lebih tinggi dan memberikan makanan kepada ayam berupa ikan hasil tangkapannya.
Sejak saat itu keluarga ayam tidak berani lagi menghina keluarga bebek. Dan ayam menyadari bahwa mereka berhutang budi kepada keluarga bebek yang telah menyelamatkan seluruh keluarga ayam.
Sampai sekarang bila bersua, ayam tidak berani menghina atau mencaci bebek lagi dan sebaliknya cenderung mengalah.
Semoga bermanfaat untuk pembaca yang baik. Kisah ini mengingatkan kepada kita semua agar tidak menghina ataupun meremehkan seseorang ataupun makhluk lain. Karena setiap makhluk dialam semesta ini, diciptakan Tuhan disertai kelebihan-kelebihan yang tidak terduga di samping kekurangan-kekurangannya.
Roda pedati selalu berputar,demikian juga dengan keberuntungan dan kemalangan silih berganti. Ketika kita di atas angin, janganlah memandang rendah orang lain yang kurang beruntung/sedang susah.
Sumber : dari buku yang berjudul “NURANI 2”
Ayam : “ Hei… bebek. Kamu selalu datang terlambat pada pertemuan hewan.”
Bebek : “Segala usaha telah kulakukan agar tidak terlambat menghadiri pertemuan ini. Tetapi apa boleh buat sebab saya tidak dapat berlari dengan cepat.”
Ayam dan hewan-hewan lainnya menertawai Sang Bebek yang malang. Ayam sengaja mempermalukan bebek didepan umum agar semua hewan yang hadir disana mengetahui bahwa ayamlah yang lebih pintar dan hebat.
Ayam : “Bebek, kamu duduk dibelakang saja. Selain kotor, tubuhmu juga bau dan
basah kuyup.”
Bebek : “ Yah… demi mendapatkan makanan untuk keluargaku ,sya harus
menyeburkan diri di dalam rawa yang penuh lumpur,sehingga begiilah
jadinya. Baiklah saya akan duduk di belakang saja.”
Sekali lagi hewan-hewan yang hadir disana menertawai Sang Bebek. Namun bebek tidak berkecil hati. Dalam batin dia berkata, “Beginilah saya apa adanya. Untuk apa saya mengubah diri menjadi orang lain? Yang penting saya tidak menyusahkan hewan-hewan lain atupun diri saya sendiri.”
Setelah pertemuan berakhir,semua hewan kembali kerumah masin-masing. Bebek jugalah yang terakhir tiba dirumah. Walaupun sering dihina, keluarga bebek hidup dalam kebahagiaan dengan tidak menanggapi berbagai hinaan dan cacian yang datang bertubi-tubi dan sering mereka alami.
Beberapa minggu kemudian, hujan turun dengan lebatnya selama beberapa hari. Sehingga air sungai meluap dan banjir tak dapat dihindarkan.Banyak hewan-hewan yang mati akibat banjir yang melanda hutan itu.
Keluarga bebek selamat karena pandai berenang. Mereka pindah ke dataran yang lebih tinggi yang terbebas dari banjir. Ditengah perjalanan, bebek melihat anak-anak ayam yang hampir tenggelam. Anak-anak ayam memukul-mukul permukaan air untuk bertahan agar tidak tenggelam. Namun apa daya, mereka mulai timbul tenggelam di air karena tidak pandai berenang.
Sedangkan induk ayam yang selam ini sering menghina keluarga bebek tidak dapat berbuat banyak selain bertengger di batang pohon meratapi anak-anak nya.
Bebek yang tidak menaruh dendam atas berbagai hinaan dan cacian dari bebek segera menolong anak-anak ayam. Anak-anak ayam naik ke atas punggun induk bebek, kemudian di bawa bebek ke tempat induk ayam bertengger.
Banjir melanda hutan selama 2 hari. Keluarga ayam mulai kelaparan karena tidak ada yang dapat di makan karena mereka terjebak di tengah-tengah banjir.
Menyaksikan hal itu, bebek tidak tinggal diam. Ia membantu keluarga ayam untuk pindah ke dataran yang lebih tinggi dan memberikan makanan kepada ayam berupa ikan hasil tangkapannya.
Sejak saat itu keluarga ayam tidak berani lagi menghina keluarga bebek. Dan ayam menyadari bahwa mereka berhutang budi kepada keluarga bebek yang telah menyelamatkan seluruh keluarga ayam.
Sampai sekarang bila bersua, ayam tidak berani menghina atau mencaci bebek lagi dan sebaliknya cenderung mengalah.
Semoga bermanfaat untuk pembaca yang baik. Kisah ini mengingatkan kepada kita semua agar tidak menghina ataupun meremehkan seseorang ataupun makhluk lain. Karena setiap makhluk dialam semesta ini, diciptakan Tuhan disertai kelebihan-kelebihan yang tidak terduga di samping kekurangan-kekurangannya.
Roda pedati selalu berputar,demikian juga dengan keberuntungan dan kemalangan silih berganti. Ketika kita di atas angin, janganlah memandang rendah orang lain yang kurang beruntung/sedang susah.
Sumber : dari buku yang berjudul “NURANI 2”
Crypton- Technost
- Joined : 2008-09-11
Location : indonesia underground
Posts : 982
Keju : 466
Re: Kisah Ayam Dan Bebek
ketika kak seto berceloteh,dan ketika tersadar semua kawan2q sudah pulang kerumah masing2....
Dainashi_yume- LEVEL 3
- Joined : 2008-05-30
Location : Serbia
Posts : 891
Keju : 137
Re: Kisah Ayam Dan Bebek
dongeng...
tp yg pnting pesan'na ntu loh
uhmm... ku dulu kyakna prnah baca dah, dmana yaa... d majalah bobo
dah kyakna :mikir:
KyDe- Moderator
- Joined : 2008-01-10
Location : hElL Of LiGhT
Posts : 1732
Keju : 403
Re: Kisah Ayam Dan Bebek
hehe
Cerpen ny bgus, iya ud prnh bc..
Tp lupa dmana..
Cerpen ny bgus, iya ud prnh bc..
Tp lupa dmana..
x.X- LEVEL 1
- Joined : 2008-03-16
Location : JaKartaaa..
Posts : 329
Keju : 143
Re: Kisah Ayam Dan Bebek
ya hmpir sama ma bebek buruk rupa ceritana
Saito_aoyama- LEVEL 5
- Joined : 2008-01-13
Posts : 1516
Keju : 126
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|